Tuesday, December 06, 2011

LPPI – AIF Gelar Asian Finance Forum 2011

Krisis keuangan global yang terjadi saat ini sangat terkait erat dengan kondisi perekonomian Amerika yang memburuk. Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat telah berkembang menjadi masalah yang serius. Goncangan yang terjadi pada negara adikuasa tersebut dipastikan telah memberikan dampak terhadap perekonomian dunia. Gejolak perekonomian yang terjadi di Amerika Serikat telah mempengaruhi stabilitas ekonomi global di beberapa kawasan. Keterbukaan ekonomi antar negara, memungkinkan terjadinya resesi di suatu negara untuk mengarah dan mempengaruhi negara lainnya.

Eropa yang notabene kawasan dengan kondisi perekonomian yang cukup stabilpun tak pelak menerima dampak dari krisis perekonomian yang melanda Amerika. Begitu juga dengan kawasan Asia yang perlahan-lahan mulai dihantui oleh krisis global sepanjang tahun 2011 ini. Namun Asia masih berdiri dan tetap kuat dalam menghadapi ancaman badai krisis global yang menghantui perekonomian dunia.

Banyak hal yang signifikan telah terjadi di Asia, termasuk KTT ASEAN ke-19 di Bali baru-baru ini. Dunia telah melihat Asia sebagai sebuah kawasan yang terbukti cukup tangguh dalam menghadapi krisis global dan peran negara-negara Asia menjadi lebih penting dari sebelumnya. Ini dibuktikan dengan kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang hadir sebagai tamu kehormatan pada KTT para pemimpin ASEAN tersebut.

KTT tersebut lebih jauh menyatakan bahwa Komunitas Ekonomi ASEAN akan menjadi tujuan integrasi ekonomi regional pada tahun 2020. Komunitas Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC) akan membentuk negara-negara di kawasan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi. Sehingga, negara-negara di kawasan ASEAN dapat lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme yang baru untuk mengukur dan memperkuat inisiatif mempercepat integrasi ekonomi regional.

“Sekarang ini industri keuangan global telah menunjukkan tahun transisi dimana ekonomi global mencapai titik perubahan menuju perbaikan. Sekarang ini sangat penting untuk lembaga keuangan memperbaiki efisiensi dan menjadi kokoh dalam memahami kesempatan yang timbul”, papar Direktur Utama LPPI Subarjo Joyosumarto saat memberikan kata sambutan di Asian Finance Forum 2011 dengan tema Asia’s Growth and Innovation In The New Financial Order, Kamis (24/11) lalu.

Acara yang diselenggarakan hasil kerjasama antara Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) dan Asian Institute of Finance (AIF) Malaysia selama 2 hari ini mengambil tempat di Laguna Resort & Spa, Nusa Dua – Bali dan dihadiri oleh para pejabat bank dan lembaga keuangan dari beberapa negara di kawasan ASEAN, seperti: Singapura, Filipina, Brunei Darussalam dan Bhutan.

Turut hadir dalam pembukaan forum tersebut Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah dan Senior Director of the Asian Institute of Finance Malaysia Dr. Amat Taap Manshor yang memberikan kata sambutan secara bergantian.

Memasuki sesi diskusi, pembicara pertama Rajiv Biwas seorang Kepala Ekonom IHS Global Insight Asia mengatakan kepada para peserta bahwa ekonomi ASEAN memiliki tugas yang sangat penting sekali untuk menyediakan cadangan pembiayaan perdagangan lintas perbatasan disaat Bank Eropa mulai memangkas jalur perdagangan.

“Kita bisa melihat krisis terjadi setiap hari. Ekonomi-ekonomi negara berkembang di Asia Pasifik sudah mulai terpukul,” terang Rajiv Biwas di Forum tersebut seperti dikutip dari The Malaysian Reserve, Jum’at (25/11).

Paparan ini tertuang dalam diskusi sesi pertama yang mengangkat tema Sustaining Asia’s Growth in the New Financial Order. Selain menghadirkan Rajiv Biwas sebagai pembicara, Dato’ Ooi Sang Kuang (Chairman, CAGAMAS Berhad & Special Advisor to Bank Negara Malaysia) juga menjadi pembicara pada sesi ini dengan dimoderatori oleh Prof Dr Adrianus Mooy (LPPI's Honourable Faculty Member).

Sesi kedua pada forum ini mengangkat tema Asia’s Role in the new Global Financial Architecture dengan menghadirkan pembicara, antara lain: Dr. Suhaedi (Deputy Director Banking Regulation of Bank Indonesia), Dato’ Dr Nik Ramlah Mahmood (Managing Director, Securities Commission- Malaysia) dan Ito Warsito (President Director, Indonesia Stock Exchange) dengan dimoderatori oleh Dr Humayon Dar, (Managing Director & CEO of BMB Islamic Advisory Ltd, and Chairman of Edbiz Consulting Limited, UK).

Memasuki sesi ketiga di forum ini, diskusi roundtable dengan mengangkat tema Innovative Financial Inclusion – New Frontier in Financial Accessibility dengan menghadirkan pembicara, antara lain: Noor Ahmed (Head of Microfinance, State Bank of Pakistan), Christopher Tan (Regional Director, East and Southeast Asia, Grameen Foundation, Philippines), Eduardo C. Jimenez (Consultant on Micro-finance, Central Bank of the Philippine) dengan dimoderatori oleh Dr Amat Taap Manshor (Senior Director, Centres of Excellence, Asian Institute of Finance (AIF), Malaysia).

Dihari kedua Asian Finance Forum 2011, Jum’at (25/11), 2 sesi diselenggarakan berurutan. Dimulai dengan sesi pertama yang mengangkat tema Growth and Innovation in Islamic Finance yang menghadirkan pembicara, antara lain: Dato’ Sri Zukri Samat (Managing Director, Bank Islam Malaysia Berhad), Yuslam Fauzi (President Director of Bank Syariah Mandiri) dan Dr Humayon Dar (Managing Director & CEO of BMB Islamic Advisory Ltd, and Chairman of Edbiz Consulting Limited, UK) dengan dimoderatori oleh Dr Wan Nursofiza Wan Azmi (Senior Research Fellow, Asian Institute of Finance).

Sesi terakhir pada forum ini mengangkat tema Technological Innovation and Finance dengan menghadirkan pembicara, antara lain: Armand Hartono (Director of Bank Central Asia) dan Andrew Lai (Head of Payment Market Infrastructures, Asia Pacific, SWIFT, Singapore) dengan dimoderatori oleh Saifuddien Hasan (Director of Indonesian Banking Development Institute).

No comments: